Bacaberitaonline – Palembang,Puluhan massa aksi dari Koalisi Aktivis Selamatkan Pendidikan Sumsel mendatangi Politeknik Pariwisata (POLTEKPAR) Palembang untuk menyampaikan aspirasi lewat aksi demo terkait adanya dugaan indikasi Dugem dan Party saat Wisuda di Poltekpar beberapa waktu yang lalu,pada Rabu(17/01/2024)Dalam aksinya, Koalisi Aktivis Selamatkan Pendidikan Sumsel melakukan orasi menyampaikan aspirasi dan membentangkan spanduk yang bertuliskan tutup dan cabut Poltekpar Palembang, tutup dan cabut Direktorat Poltekpar Palembang, pecat Direktur Poltekpar Palembang dan pecat Dosen yang terlibat dalam Wisuda Party. Kemudian ada juga tulisan Segel dan gembok pagar Poltekpar dan hentikan pembelajaran di Kampus yang tidak bermutu.
Mukri As, perlu diingat bahwa Palembang ini Kota yang religius dan sangat disayangkan ada vidio memperlihatkan sejumlah mahasiswa sedang Dugem layaknya di Diskotik yang diduga dilakukan di Kampus Poltekpar Jakabaring, Palembang.
“Argumen mereka jika acara itu adalah kegiatan yang diselenggarakan pada penghujung pembelajaran teori dan praktik. Mereka membuat acara itu untuk melewati masa Enam Bulan belajar dan menyambut ujian akhir semester,” ujar Mukri.
Mukri menambahkan bahwa mereka tidak sadar jika kampus itu fungsinya tempat orang belajar menuntut ilmu bukan tempat Dugem atau Party. Dan peristiwa itu telah menciderai dunia pendidikan di Sumatera Selatan.
“Saya Contohkan mengapa Negara Turki itu cepat maju, karena Turki tidak hanya mengajarkan Transfer Of Knowledge atau transfer ilmu pengetahuan tetapi Turki juga mengajarkan Transfer Of Charakter atau mentransfer karakter kepada siswanya. Bung Hatta pun juga pernah mengatakan bahwa Pendidikan itu jantungnya kehidupan, jadi apabila jantung itu rusak maka rusaklah pula pendidikan itu,” tambah Mukri.
Salah satu perwakilan massa aksi, Nopri dari Macan Tutul juga turut menyampaikan pendapatnya dengan mengatakan jika Kapolda Sumsel telah melarang adanya kegiatan musik dugem dan alkohol. Dan diduga pada saat kegiatan Wisuda Party di Poltekpar kemarin itu adanya minuman beralkohol dan diduga kuat ada penyalahgunaan narkoba.
“Kami menduga adanya indikasi minuman keras beralkohol, dan narkoba pada saat wisuda party di Poltekpar. Kami juga menduga disana ada indikasi kegiatan prostitusi,” ujar Nopri.
Hal senada yang sama juga diungkapkan oleh Yogi Bob, Yopi Vanhouten dan Aan Pirang, serta Maulana dalam orasinya menuturkan dalam tuntutan Koalisi Aktivis Selamatkan Pendidikan Sumsel akan mendesak Pemerintah untuk menutup dan mencabut Direktorat Poltekpar Palembang, serta pecat Direktur Poltekpar Palembang dan pecat Dosen yang terlibat dalam Wisuda Party tempo hari.
“Selain itu kami akan melakukan kerja sama dengan BNN untuk menggelar tes urine terhadap semua pihak yang ada di Poltekpar karena kuat dugaan kami adanya penyalahgunaan narkoba disana. Jangan dibawa Poltekpar ini bergaya Eropa karena kita ini berbudaya Timur, jadi tidak cocok,” ujar Nopri dan Aan Pirang.
Yan Coga selaku Koordinator aksi saat menyampaikan pendapatnya menjelaskan bahwa tidak tepat jika Poltekpar menggelar kegiatan seperti itu karena tidak mencerminkan moral serta akhlak masyarakat. Itu prilaku kebarat-baratan.
“Kami juga mendapatkan informasi jika ada beberapa Mahasiswi yang diduga melakukan praktik prostitusi terselubung di hotel-hotel Kota Palembang dan juga diduga kuat ada praktek perselingkuhan antara oknum di Poltekpar dengan mahasiswinya,” ungkap Yan Coga.
Perwakilan Poltekpar yang menjumpai massa aksi, Dr Muhammad Halfi Indra Syaputra,M.si,selaku Pembantu Direktur II turut mengatakan bahwa acara tersebut sudah selesai dan kegiatan itu pun sudah sesuai aturan dan kita tidak pernah mengopload hal-hal yang tidak baik serta Prodinya sudah diganti.
Perlu diketahui bahwa aksi demo tersebut hampir chaos disaat pendemo melakukan penggembokan pagar Poltekpar dan membakar ban bekas didepan halaman pagar.Denny(red)